Kurban Idul Adha, ini tips & saran seputar ibadah berkurban
Setiap tahunnya, Hari Raya Idul Adha yang juga sering disebut "Lebaran Haji", adalah momen dimana umat Muslim di seluruh dunia berkurban hewan ternak. Di Indonesia, umumnya yang dijadikan kurban adalah kambing, sapi dan kerbau.
Kita-kita yang masih muda ini juga boleh saja berkurban. Sebelum hari raya datang, yuk, baca dulu artikel ini untuk lebih paham dari mana asal tradisi berkurban dan apa saja yang harus kita ketahui seputar berkurban.
Kurban untuk mengenang Nabi Ibrahim AS
Kata kurban berasal dari bahasa Arab yang artinya dekat. Makna dalam istilah kurban di sini adalah, kita berusaha mendekatkan diri kita pada Allah SWT dengan menyingkirkan hal-hal yang dapat menghalangi upaya kita untuk lebih dekat kepada-Nya.
Tradisi kurban setiap tahun berawal dari zaman Nabi Ibrahim AS. Suatu malam, Nabi Ibrahim mendapat wahyu dari Allah SWT untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail yang kala itu masih remaja. Ketika Nabi Ibrahim membaringkan putranya di atas sebuah batu dan sambil bercucuran air mata menggerakkan pedangnya, secara ajaib Allab menggantikan tubuh sang putra dengan seekor domba besar putih bersih.
Kemudian, kegiatan untuk berkurban pun lantas dijadikan sebuah tradisi tahunan bagi umat Muslim untuk memperingati kepatuhan Nabi Ibrahim terhadap perintah Allah SWT tersebut.
Kurban merupakan sunnah muakkad
Kurban ternyata bukan merupakan hal yang wajib bagi umat Muslim, melainkan sunnah muakkad. Artinya, ibadah kurban sangat disarankan bila kita mampu.
Untuk anak muda, hal apa saja yang perlu diperhatikan? Yuk, simak tips dan saran seputar ibadah sunnah tahunan ini.
Yang harus kamu ketahui sebelum memutuskan untuk berkurban
Mampukah kamu berkurban?
"Sunnah muakkad" artinya sangat disarankan, hampir mendekati wajib tapi belum seratus persen diharuskan. Tapi, hanya bila kamu mampu secara finansial. Sebab, tentu saja harga hewan kurban tidak murah.
Sapi, dibanderol dengan harga mulai dari Rp15 juta hingga Rp60 juta per ekor, sementara kambing harganya mulai Rp2 juta untuk kualitas dan ukuran standar hingga Rp5 juta untuk yang kualitas super. Sementara kerbau dihargai kurang lebih Rp20 juta hingga Rp40 juta per ekor tergantung besar dan berat serta usianya.
Jadi, kamu harus realistis mengukur kemampuan untuk berkurban. Bila memang rejekinya sudah siap dan ingin dialokasikan, cari hewan kurban yang harganya sesuai dengan dana yang kamu punya. Jangan sampai karena mengutamakan gengsi malah jadi berhutang hanya demi membeli hewan kurban.
Kamu bisa menabung dari jauh-jauh hari bila memang betul-betul berniat melakukan kurban. Tertarik untuk berbagai tips jitu menabung untuk berkurban sejak dari muda? Simak artikel di tautan berikut ini.
Apa aturan untuk banyaknya hewan yang dikurbankan?
Menurut kesepakatan para ulama, satu ekor kambing hanya dapat diperuntukkan kurban untuk satu orang saja, tidak boleh untuk lebih dari satu orang.
Tapi, ada pengecualian untuk satu keluarga. Para ulama juga sepakat bahwa seekor kambing tersebut boleh diatasnamakan satu keluarga bila memang baru mampu untuk membeli satu ekor saja. Asalkan satu keluarga tersebut memang tinggal serumah, ada hubungan darah atau keluarga langsung dan satu keluarga tersebut memiliki pemberi nafkah yang sama.
Misalnya, sebuah keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri dan tiga anak mereka yang masih di bawah usia. Sang ayah yang merupakan pencari nafkah utama, dapat membeli seekor kambing untuk dikurbankan atas nama keluarga kecilnya, dan semua anggota keluarga tetap mendapatkan pahala yang sama.
Kemudian, satu ekor kerbau atau satu ekor sapi dapat diperuntukkan atas nama sebanyak tujuh orang, sesuai dengan hadits Rasulullah.
Bagaimana cara melakukan kurban
Oke, setelah paham aturan mengenai kemampuan finansial dan berapa banyak hewan yang dikurbankan, bagaimana cara melakukan kurban?
Hubungi masjid atau RT / RW terdekat
Hubungi masjid atau RT / RW terdekat dari rumahmu, biasanya minimal dua atau tiga bulan sebelum Lebaran Haji, panitia kurban setempat sudah terbentuk. Beritahu pengurus masjid, Pak RT atau Pak RW mengenai niatmu untuk berkurban dan minta daftar harga hewan yang disediakan oleh panitia.
Pilih sendiri hewan yang akan dikurbankan
Biasanya kamu bisa ikut datang sendiri ke peternakan untuk memilih hewan yang akan kamu kurbankan, atau bila tidak sempat, kamu bisa minta foto atau video si hewan dari panitia.
Siapa saja yang akan menerima hasil kurban?
Bila kamu ingin tahu siapa saja yang akan menerima hasil kurban, maka kamu bisa bertanya kepada panitia. Aturannya, sepertiga dari daging hasil berkurban akan diberikan kepada kamu selaku orang yang berkurban, kecuali kamu tidak ingin menerimanya. Sepertiga lagi untuk kerabat, keluarga dan tetangga dekat serta panitia kurban. Dan sepertiga sisanya untuk fakir miskin serta kaum dhuafa di sekitar tempat tinggalmu. Nah, khusus bagi orang-orang yang tidak mampu di sekitarmu ini, biasanya panitia kurban punya daftar orang yang berhak mendapat jatah daging tersebut, yang sudah ditandai sebagai penerima bantuan.
Hari H: perlukah datang untuk melihat acara penyembelihan?
Banyak orang iba dan tidak tega saat melihat acara penyembelihan hewan di hari Idul Adha, yang umumnya dilakukan setelah selesai salat Ied. Bila kamu tidak ingin menyaksikan penyembelihan hewan, tidak apa-apa. Cukup beritahukan kepada panitia, nanti mereka akan mengantarkan daging bagianmu langsung setelah penyembelihan selesai.
Tips menyimpan daging hasil kurban
Daging dari hasil berkurban harus segera disimpan atau diolah supaya tidak cepat busuk. Simak tips untuk menyimpan daging hasil kurban di tautan berikut ini.
Jadikan kebiasaan baik setiap tahun
Selain berpahala, berkurban juga artinya turut solidaritas membantu beramal dengan memberikan daging kepada tetangga di sekitar kita yang tidak mampu. Karena itu, jadikan berkurban sebagai kebiasaan baik setiap tahunnya, sehingga pahala makin besar!
Berbagi Kemudahan Lewat #DinastiAhliWaris
Setelah membaca semua tips untuk berkurban di atas, pasti terbersit satu hal: mudah sekali ya untuk berbagi kalau kondisi finansial memungkinkan.
Jadi bertanggungjawab dan cerdas secara finansial ada banyak cara, salah satunya dengan memiliki proteksi asuransi. Asuransi berfungsi untuk menjaga kondisi finansial kita tetap stabil menghadapi risiko dan ketidakpastian di masa depan. Saat kita punya perlindungan asuransi, hati pun lebih lega dalam melakukan banyak hal, salah satunya berbagi lewat kurban.
Bersama dengan asuransi online ALIVE dari Generali Indonesia, mari kita ciptakan generasi yang melek literasi finansial. Wariskan kemudahan, bukan kesulitan. Jadikan keturunan kita #DinastiAhliWaris.