Dunia Karir dan Kerja Part 3: belajar jalani bisnis sendiri
Di bagian ketiga serial artikel Generali mengenai dunia karir dan kerja ini, kami akan membahas mengenai bagaimana kamu belajar menjalani bisnis sendiri. Tips, trik dan saran yang obyektif, yang mungkin akan berguna untuk kamu, bisa dibaca di artikel ini.
Sebanyak 35,5 persen anak muda Indonesia ingin jadi entrepreneur
Ternyata, banyak anak muda Indonesia yang menyimpan cita-cita ingin jadi pengusaha. Hasil survei World Economic Forum menyebutkan, sebanyak 35,5% pemuda usia 15-35 tahun di Indonesia ingin menjadi pengusaha di masa depan. Keinginan tersebut bisa jadi dikarenakan pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) yang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Dunia Karir dan Kerja: apa poin positif dan negatifnya?
Beralih haluan dari pegawai menjadi pebisnis banyak segi positifnya. Misalnya, di Inggris, survey ternyata membuktikan bahwa motivasi utama orang untuk membuka usaha sendiri adalah fleksibilitas waktu (44 persen responden), kemerdekaan dalam mengambil keputusan (43 persen responden) dan bisa mengatur waktu serta load pekerjaan sendiri (37 persen).
Nah, meski ada segi positifnya, tapi ada juga beberapa hal yang harus dipertimbangkan – tidak memiliki gaji pokok / pemasukan tetap, misalnya, dan tidak ada jatah cuti dibayar ataupun izin sakit, sebab kamu adalah bos dirimu sendiri. Jadi, ya, sebagai pebisnis, saat kamu bekerja tentu ada pemasukan, tapi bila kamu sedang sakit atau ada urusan lain yang mengharuskan kamu untuk libur sementara, otomatis pemasukan pun tidak ada – kecuali bila bisnis / usaha kamu sudah berbentuk PT / badan usaha dengan pegawai di dalamnya.
Dunia Karir dan Kerja: kapan saatnya kamu mulai bisnis sendiri?
Kapankah waktu yang tepat untuk mulai bisnis sendiri? Jawabannya, ketika kamu sudah merasa siap dan situasi serta kondisi mendukung.
Beberapa pertimbangan sebelum memulai bisnis sendiri:
- Bagaimana dengan situasi pekerjaanmu? Apakah kamu sudah tidak betah sama sekali, atau kamu sebenarnya masih ingin bekerja tapi tetap ingin punya bisnis sampingan sebagai penghasilan tambahan?
Berdasarkan jawaban ini, kamu bisa mempertimbangkan:
- Resign total dari kantor untuk menjalankan bisnis full time
- Masih tetap bekerja dan menjalankan bisnis di waktu luang - Tapi, sebelum berpikir akan resign total, kamu harus mempertimbangkan juga:
- Seberapa banyak uang yang ada di tabungan kamu?
- Seberapa banyak biaya hidup kamu sehari-hari?
- Berapa banyak modal usaha yang dibutuhkan?
- Apakah uang tabungan kamu cukup untuk digunakan sebagai modal tapi juga masih bisa menopang biaya hidup sehari-hari sampai bisnis kamu mulai untung dan menghasilkan profit? - Apakah keluarga terdekat dan pasanganmu mendukung?
Dukungan keluarga sangat penting, baik moril maupun materiil. Pastikan keluarga terdekat dan pasanganmu sama-sama mendukung bisnis yang ingin kamu jalani ini. - Seperti apa model bisnismu? Produk / jasa apa yang dijual? Apakah banyak saingannya atau tidak? Sebelum berbisnis, lakukan dulu riset pasar untuk mengetahui potensi bisnis ini.
- Apakah bisnis ini bisa menghasilkan profit dengan cepat dalam jumlah banyak, atau apakah bisnis ini jangka panjang yang hasilnya baru dapat dinikmati dalam beberapa tahun ke depan?
- Apakah kamu siap berkorban waktu untuk berbisnis? Beda lho dengan orang kantoran, bagi pebisnis tidak ada hari libur, selama bisnis berjalan maka pemiliknya harus siap sedia di lokasi usaha, paling tidak selama satu hingga dua tahun pertama.
Bagaimana dengan hal-hal di atas? Tanyakan dengan jujur kepada diri dan hati kecilmu sendiri sebelum memutuskan untuk mulai bisnis sendiri, ya. Karena walaupun keputusan untuk berbisnis bisa datang dari passion dan lubuk hati terdalam, kita tetap perlu melakukan pendekatan yang logis dan strategis.
Dunia Karir dan Kerja: perlindungan terhadap diri sendiri itu penting
Bila kamu lantas sudah mantap ingin terjun berbisnis sendiri, jangan lupa untuk punya proteksi diri, yang tidak hanya akan melindungi kamu tapi juga kelangsungan bisnis kamu.
Beberapa asuransi yang perlu dimiliki seorang pebisnis adalah:
- Asuransi kesehatan
Karena kesehatan adalah salah satu modal berharga seorang pebisnis, maka, selain menjaga kondisi tubuh agar selalu fit, kamu juga harus punya asuransi yang menjaga kamu dari kemungkinan sakit kritis. Apalagi, sakit kritis ternyata merupakan sumber kebangkrutan keluarga. Studi awal dari Fase II ASEAN Costs in Oncology menunjukkan, 85 persen pasien dan keluarga bangkrut karena menanggung biaya obat dan perawatan kanker. Inilah pentingnya asuransi kesehatan. - Asuransi jiwa
Kamu penopang utama ekonomi keluarga? Kamu butuh asuransi jiwa, untuk melindungi keluarga kamu dari kemungkinan terburuk bila suatu hari nanti kamu terkena musibah atau bahkan meninggal dunia. Sejak muda, beli polis asuransi jiwa untuk antisipasi keadaan yang tak terduga.
Semoga, dengan membaca tips-tips Generali Indonesia di atas, kamu bisa menentukan apakah secara mental, kamu sudah siap untuk banting setir jadi pebisnis atau belum. Sampai ketemu di serial edisi berikutnya, ya!