WFA: kerja dari mana saja, ini 10 tips efektif melakukannya
“WFH” alias “Work from home” di saat pandemi lalu, memang secara universal diterapkan di Indonesia maupun di seluruh dunia. Lalu, tren WFH kemudian menjadi WFA – “Work from anywhere” yang secara harafiah diartikan bekerja dari mana saja.
Faktanya, setelah pandemi usai, tak semua perusahaan lantas mewajibkan karyawan untuk kembali bekerja langsung dari kantor. Masih banyak yang membolehkan WFH / WFA atau memberlakukan sistem hibrid, yaitu, satu hingga tiga hari dalam seminggu di kantor dan sisanya bekerja dari mana saja, bebas!
Keuntungan WFA / WFH
Bagi karyawan, jelas keuntungan WFA / WFH banyak. Waktu kerja yang fleksibel, minus waktu bermacet-macet untuk komuter dari rumah ke kantor dan sebaliknya, bisa hemat ongkos makan siang dan biaya bensin / biaya transportasi, dan masih banyak lagi lainnya.
Sementara bagi kantor / perusahaan, selain hemat segala sesuatu yang bersifat infrastruktur – tak perlu lagi punya ruang kantor luar biasa besar, berkurangnya penggunaan listrik dan lain-lain sebagainya.
Poin tidak ideal seputar WFA / WFH
Tapi, selain keuntungan, ada juga beberapa hal yang tak ideal bagi WFA / WFH, antara lain, bagi karyawan sulit untuk menanamkan disiplin dan hubungan teamwork yang solid antar pegawai, karena jarangnya bertemu muka. Juga, prokrastinasi alias hobi menunda-nunda pekerjaan yang kerap kambuh saat bekerja sendiri di rumah atau di mana saja tanpa adanya pengawasan / supervisi dari bos.
Kemudian, bahaya dimana keseimbangan serta batas-batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi karyawan juga menjadi blur, sebab, komputer yang lebih sering hidup daripada mati, ponsel yang bisa selalu dihubungi 24 jam via WhatsApp, membuat karyawan lantas jadi sulit menemukan balance dan terjebak dalam pekerjaan konstan yang terus berlangsung, sehingga rentan kena sindrom burn out.
Sedangkan, bagi perusahaan, momok menurunnya produktivitas pegawai karena sulit untuk mengontrol kegiatan mereka sehari-hari juga merupakan salah satu poin tak ideal yang kerap terjadi saat WFA / WFH diterapkan.
WFA / WFH: kerja dari mana saja tapi tetap dalam kondisi yang ideal, bagaimana caranya?
Apakah kamu adalah pemilik bisnis atau manajer yang karyawannya WFA / WFH ataukah kamu merupakan karyawan sendiri yang kantornya menerapkan kerja digital dari mana saja? Untuk kedua belah pihak, simak beberapa tips untuk efektif melakukan WFA / WFH – yang bisa langsung dipraktekkan supaya kelangsungan bisnis perusahaan tetap lancar, bos dan karyawan juga sama-sama happy.
1. Punya jadwal jam kerja khusus yang ditepati bersama
Ini adalah satu hal terpenting yang harus disepakati sejak awal, dan dalam pelaksanaannya harus ditepati bersama-sama.
Di awal, tentukan jadwal jam kerja. Dan TEPATI bersama, ya. Kamu juga harus disiplin sebagai pegawai, bila kamu sudah setuju jam kerja jam 9-12, makan siang jam 12-13 lalu jam 13-17 kamu bekerja lagi, maka tepatilah jam kerja ini. Jangan molor-molor terus. Sebab, kalau kamu molor waktu kerja, nanti giliran kamu disuruh lembur kamu tidak bisa menolak, kan? Sedangkan bila kamu selalu tepat waktu, kamu bisa bilang ke bos dengan baik-baik, bahwa kamu bekerja sesuai jam yang sudah disetujui bersama.
2. Punya jadwal dan rutinitas sendiri di kehidupan pribadi juga
Sama halnya dengan jadwal kerja, kamu juga harus punya jadwal dan rutinitas sendiri dalam perihal kehidupan pribadi. Misalnya, rutin bangun jam 6 pagi, olahraga sebentar lalu mandi, sarapan dan bersiap-siap sebelum mulai bekerja.
3. Tidak pergi ke kantor bukan berarti penampilan kucel sepanjang hari
Tetaplah berpakaian rapi dan berpenampilan baik. Nggak ngantor bukan berarti malas mandi, pakai daster / piyama sepanjang hari dan kucel. Faktanya, berpenampilan rapi membuat mood kita lebih baik dan membuat kita semangat bekerja. Apalagi kalau klien atau bos tiba-tiba ngajak meeting online pakai kamera, kalau kamu sudah rapi jali kan enak dipandang meski dari jauh.
4. Selalu merapikan rumah dan ruang / meja kerja
Rumah mencerminkan pemilik dan suasana hati pemiliknya. Rumah yang berantakan ternyata terbukti secara klinis lewat penelitian, bikin tambah stres dan mumet. Jelaslah, barangnya bertebaran dimana-mana begitu! Selalu jaga kebersihan dan kerapihan rumah dan ruangan atau meja dimana kamu bekerja, sehingga mood kamu juga positif dan plus, kamu tidak sulit menemukan dokumen, data atau kertas penting saat dibutuhkan.
5. Buat prioritas deadline pekerjaan
Buat urutan prioritas: mana saja pekerjaan yang deadline-nya terpenting? Mana yang harus dikerjakan dan selesai duluan? Mana yang masih bisa ditunda?
Beritahukan kepada bos dan kolega mengenai prioritas ini, sehingga kalian punya visi yang sama dan tidak salah kaprah dalam membuat urutan pekerjaan yang akan diselesaikan.
6. Jangan lupa makan makanan bergizi
Nggak ngantor, artinya kamu punya kesempatan untuk makan lebih sehat dan bergizi, sebab, kamu bisa masak sendiri saat jam makan siang tiba!
Saat makan pagi maupun makan siang, hindari makanan penuh lemak jenuh seperti gorengan, dan tinggi kadar gula seperti martabak, donat dan kue pastry, sebab makanan ini memicu kamu untuk merasa ngantuk. Lah, kalau kerja dari rumah terus merasa ngantuk karena habis makan kekenyangan, lalu ketiduran, bagaimana dengan pekerjaan – bisa terbengkalai, dong!
Lagipula, sekali lagi, makan sehat yang seimbang itu bisa membuat kamu lebih produktif dalam bekerja, lho. Bukan berarti tidak boleh makan enak, lho, ya. Tetap boleh, tapi utamakan hidangan yang empat sehat lima sempurna.
7. Investasi di infrastruktur dan sarana kerja yang memadai
Investasilah di komputer atau tablet kerja yang mumpuni dan sambungan internet Wi-fi yang tidak bikin emosi. Sebab, kamu bekerja dari rumah. Otomatis, kamu perlu infrastruktur dan sarana yang memadai.
Nggak lucu, kan, kalau sedang bekerja tiba-tiba komputer kamu nge-hang dan semua data hilang. Atau lagi asik-asiknya Google Meet, eeehhh, jaringan internet tiba-tiba mati, sehingga online meeting pun putus terganggu. Atau, lebih parah lagi, jaringan internet lemot yang hidup segan, mati tak mau, yang membuat acara meeting daring kamu jadi tersendat-sendat dan peserta meeting jadi bersuara patah-patah ala robot.
8. Bangun hubungan personal yang solid dalam tim kerja
Meski tidak sering bertemu secara fisik, membangun hubungan personal yang solid dalam sebuah tim kerja sangat penting. Luangkan waktu untuk ngobrol santai via grup WhatsApp kantor, sebab, hal sereceh apapun asal dilakukan bersama-sama dan ditujukan untuk mengakrabkan diri, akan membawa hal positif pada kinerja tim secara keseluruhan.
Sesekali, ajak teman satu tim untuk bertemu di kantor atau sekedar ngopi bareng, karena sejatinya hubungan daring itu tidak akan pernah menggantikan interaksi langsung – ingat, manusia itu kan makhluk sosial, benar?
9. Punya daftar tugas dan deadline kolektif
Salah satu cara mengontrol supaya semua anggota tim kompak menyelesaikan jatah pekerjaan masing-masing adalah dengan memiliki daftar tugas dan deadline kolektif yang dapat diakses bersama-sama – baik oleh semua anggota tim maupun oleh para bos.
Gunakan daftar tugas ini dan beri tanggung jawab kepada semua anggota tim kerja untuk rutin update setiap hari tanpa kecuali, di luar hari libur, supaya semua orang tahu seperti apa progres pekerjaan – meskipun tidak berada di satu kantor yang sama.
10. Semua meeting sebaiknya terstruktur jelas dan lugas
Banyak sekali meeting yang tidak punya struktur jelas dan lugas, yang malahan jadi buang-buang waktu para peserta, plus, tidak membawa hasil efektif seperti yang diniatkan.
Karena itu, semua meeting sebaiknya sudah terstruktur jelas sebelum dimulai. Kirim email ke semua peserta dengan pembahasan agenda yang ingin dibicarakan dan poin-poin yang butuh persetujuan semua peserta. Jadi, saat meeting dimulai, semua peserta sudah tahu apa yang jadi materi diskusi dan apa tujuan yang ingin dicapai.