Akhir-akhir ini kita sering terpapar pada banyak berita penipuan pencurian data lewat URL atau link penipuan. Mekanisme penipuan yaitu melalui link yang mana bila diklik, maka seketika data kita akan diretas.
Dengan semakin banyaknya aktivitas yang dilakukan secara online, dari berbelanja hingga bertransaksi finansial, risiko pencurian data juga semakin meningkat. Pencurian data bisa berakibat fatal, mulai dari kehilangan privasi hingga kerugian finansial yang besar.
Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mengetahui cara-cara efektif dalam menghindari pencurian data. Mari kenali lebih banyak bagaimana pencurian data yang marak baru-baru ini serta tips menghindarinya.
Pengertian Pencurian Data
Pertama kita perlu memahami apa itu pencurian data. Pencurian data adalah tindakan mengambil informasi tanpa izin yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau merugikan pemilik data.
Data yang dicuri bisa berupa informasi pribadi, seperti nomor identitas, alamat email, dan data keuangan, atau bisa juga data sensitif perusahaan seperti rahasia dagang, daftar pelanggan, dan data internal lainnya.
Dalam banyak kasus, pelaku menggunakan data yang dicuri untuk berbagai macam kejahatan, seperti penipuan identitas, akses ilegal ke rekening bank, atau menjual data tersebut di black market. Pencurian data tidak hanya menyebabkan kerugian material tetapi juga bisa mengganggu reputasi dan kepercayaan pada entitas yang data-datanya dicuri.
Selanjutnya, mari kenali apa saja jenis-jenis upaya pencurian data agar kamu lebih berhati-hati saat berselancar dengan smartphone atau laptopmu.
Jenis-Jenis Upaya Pencurian Data
Phishing
Proses pencurian data melalui phishing biasanya dimulai dengan tahap penyusunan umpan. Pelaku akan menciptakan umpan yang menarik dan meyakinkan, yang seringkali berupa pesan promo, atau situs web palsu yang menyerupai institusi resmi seperti bank, online shop, atau dompet digital yang sedang ramai yaitu DANA.
Setelah umpan disiapkan, langkah selanjutnya adalah penyebaran umpan tersebut kepada calon korban secara masal. Ini bisa dilakukan melalui berbagai cara seperti spam email, pesan instan Whatsapp, atau dengan mengeksploitasi kerentanan pada website untuk menyisipkan link phishing.
Umpan ini dirancang sedemikian rupa sehingga korban tertarik untuk mengklik tautan yang diberikan atau melakukan tindakan yang diinginkan pelaku, seperti memasukkan informasi login atau data pribadi.
Ketika korban terpancing dan memasukkan informasi sensitif, data tersebut akan dicuri dan dikirimkan kepada pelaku tanpa sepengetahuan korban. Data yang berhasil dicuri kemudian dapat dieksploitasi untuk kepentingan pelaku, termasuk akses tidak sah ke akun, pencurian identitas, atau tindak kejahatan finansial lainnya.
Untuk menghindari menjadi korban phishing, sangat penting bagi pengguna untuk selalu waspada dan memverifikasi keaslian setiap permintaan informasi sebelum memberikan data sensitif.
Pemalsuan Identitas
Pemalsuan identitas sangat sering dilakukan oleh para cyber crime. Pelaku akan menggunakan identitas yang telah dicuri untuk mengakses informasi yang seharusnya hanya tersedia bagi si pemilik asli yang identitasnya telah disalahgunakan. Proses ini dilakukan dengan beberapa langkah:
Pertama, pelaku mencari informasi pribadi korban. Ini bisa termasuk nama lengkap, tanggal lahir, alamat, nomor KTP, dan data sensitif lainnya. Informasi ini seringkali diperoleh melalui berbagai metode seperti phishing, pencurian data dari database yang tidak terlindungi, atau melalui kebocoran data.
Setelah memiliki informasi yang cukup, pelaku kemudian menggunakan data tersebut untuk memalsukan identitas korban. Mereka dapat membuka rekening bank, mengajukan kredit, atau melakukan transaksi lain yang membutuhkan verifikasi identitas. Dalam beberapa kasus, pelaku juga bisa mendapatkan akses ke akun social media yang sudah ada, mengubah detail login, dan mengunci korban dari akun mereka sendiri.
Dengan menggunakan identitas yang dicuri ini, pelaku dapat melakukan serangkaian aktivitas ilegal yang bisa merugikan korban secara finansial dan merusak reputasi mereka.
Oleh karena itu, sangat penting untuk melindungi informasi pribadi dan selalu waspada terhadap segala bentuk aktivitas mencurigakan yang mungkin terkait dengan data pribadi.
Baca Juga: Yuk Kenali Jenis-Jenis Penipuan Online Agar Kamu Dapat Menghindarinya
Penipuan lewat Kode OTP
Link OTP (One-Time Password) dapat dieksploitasi oleh penipu untuk mencuri data melalui metode seperti phishing. Penipu sering mengirim pesan ke korban, mengklaim perlu verifikasi identitas atau keamanan akun melalui link yang disediakan.
Mekanisme penipuan lewat kode OTP yaitu kamu akan diminta mengirimkan kode OTP yang masuk dari pesan Whatsapp atau SMS, Setelah kamu mengirimkan kode tersebut ke penipu, tak perlu waktu lama, si penipu akan mengambil uang yang ada di rekening M-Banking mu,
Dalam beberapa kasus, penipu mungkin memiliki informasi dasar korban dan menggunakan ini untuk memicu pengiriman OTP asli dari layanan seperti perbankan atau media sosial. Mereka kemudian menipu korban untuk memasukkan OTP ini ke dalam situs phishing, memungkinkan mereka mengakses akun korban.
Untuk mencegah penipuan, pengguna harus berhati-hati dengan tidak membagikan OTP mereka, memastikan URL situs aman sebelum memasukkan data pribadi, dan menggunakan situs yang dilengkapi koneksi HTTPS. Mengaktifkan fitur keamanan tambahan, seperti autentikasi dua faktor, juga penting untuk meningkatkan keamanan online.
Penipuan Undangan Nikah
Undangan digital yang tampak resmi dan meyakinkan sering kali digunakan oleh pelaku umpan untuk menjalankan serangan phishing atau menyebarkan malware. Pelaku ini merancang undangan untuk acara-acara seperti pernikahan dalam bentuk file (.apk).
Undangan tersebut biasanya dikirim melalui DM (Direct Message) Whatsapp ke grup-grup mengarah ke situs web palsu. Situs ini dirancang untuk mengumpulkan informasi pribadi atau terkadang menyuruh korban untuk mengunduh file yang sebenarnya adalah malware.
Penting untuk selalu waspada dengan undangan digital yang tidak diharapkan, menghindari mengklik link atau membuka lampiran dari sumber yang tidak dikenal, dan cek kembali siapa pengirimnya, apakah berasal dari kontakmu atau orang tak dikenal.
Waspada Bahaya Pencurian dan Penyebaran Data Pribadi
Data pribadi sangat penting untuk dijaga terutama agar nantinya tidak terjadi hal buruk. Ketika data pribadi dan keuangan seseorang dicuri kemudian disalahgunakan, dampaknya bisa sangat merugikan terlebih bagi pemilik polis. Salah satu dampak paling serius dari penyalahgunaan data pribadi adalah pencurian identitas. Penjahat dapat menggunakan informasi pribadi yang dicuri untuk membuka akun bank, kartu kredit, atau bahkan melakukan tindakan kriminal atas nama korban.
Untuk mengurangi risiko penyalahgunaan data pribadi, perlindungan terhadap data pribadi harus menjadi prioritas utama, jangan pernah ceroboh dalam mengklik sebuah tautan mencurigakan, gunakanlah kata sandi yang kuat pada akun m-banking mu, dan berhati-hati dalam berbagi informasi pribadi di internet.