Puasa Ramadan: ibadah yang menyehatkan tubuh dari dalam
Di bulan puasa Ramadan, setiap tahunnya, umat Islam di seluruh dunia menunaikan ibadah puasa wajib. Mulai dari dini hari saat imsak hingga bedug magrib dibunyikan, kita menahan lapar dan haus, juga menjaga diri dari berbagai godaan negatif.
Berpuasa merupakan ibadah, itu sudah jelas, tapi tahukah kamu bahwa ternyata puasa juga mempunyai berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh?
Puasa ternyata membantu proses penyembuhan tubuh dari dalam
Selama beberapa dekade terakhir, ternyata berbagai ahli dan peneliti dari berbagai negara sudah melakukan riset seputar manfaat berpuasa bagi kesehatan tubuh. Sebab, saat kita berpuasa, sistem pencernaan diistirahatkan. Hal ini membuat tubuh punya waktu dan kesempatan untuk memperbaiki kinerja berbagai sistem dan fungsi tubuh lainnya.
Jadi, salah satu manfaat dari berpuasa adalah proses dimana berpuasa ternyata memicu penyembuhan tubuh dari dalam. Ya, tubuh manusia memang dirancang sebagai ‘mesin yang pintar’, yang sanggup menyembuhkan berbagai kerusakan sel dalam tubuh asalkan diberi kesempatan dan waktu yang cukup.
Berbagai manfaat dari puasa Ramadan untuk kesehatan
Di bawah ini antara lain berbagai manfaat baik dari melakukan puasa Ramadan untuk memperbaiki kesehatan:
- Menurunkan dan mencegah terjadinya badai sitokin, yaitu gangguan karena adanya respons imun tubuh yang kurang baik atau berlebihan.
- Meningkatkan produksi makrofag, yaitu sel fagosit terpenting dalam sistem imun tubuh, yang berfungsi menghancurkan infeksi virus, partikel asing dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh.
- Meningkatkan kesehatan mikrobioma dalam usus yang berfungsi mendukung perbaikan dan penguatan sistem imun tubuh.
- Meningkatkan ketahanan terhadap stres.
- Menurunkan inflamasi dan oksidasi sel.
- Memicu terjadinya Autophagy yaitu pembersihan dan regenerasi sel tubuh.
- Memicu aktifnya Xenophagy, yaitu benteng pertahanan tubuh kita melawan serta mengalahkan serangan virus dan bakteri.
- Pada penderita diabetes tipe 2, memperbaiki resistensi terhadap insulin dan menurunkan kadar gula dalam darah.
Proses penyembuhan tubuh dari dalam disebut Autophagy
Salah satu manfaat utama berpuasa bagi kesehatan adalah terjadinya proses Autophagy.
Dalam bahasa Yunani kuno, “auto” artinya diri sendiri dan “phagy” artinya makan. Secara harafiah, “Autophagy” dapat diartikan sebagai “memakan diri sendiri”. Lho, kok memakan diri sendiri? Memangnya kita kanibal? Bukan, bukan itu artinya! Proses Autophagy terjadi dalam level sel, dimana proses ini merupakan proses alami tubuh yang membersihkan serta menyembuhkan diri.
Ketika proses Autophagy berlangsung dalam tubuh kita, yang terjadi adalah, sistem tubuh menandai sel-sel yang sudah tua, rusak atau cacat untuk dienyahkan atau “dimakan” oleh tubuh sendiri. Sel ini kemudian diserap kembali oleh tubuh dan lahir kembali atau regenerasi ulang menjadi sel-sel baru yang muda, sehat dan berfungsi optimal menjalankan segala proses dalam tubuh.
Pada tahun 2016, Yoshinori Ohsumi, seorang profesor di Institut Teknologi Riset Inovatif di kota Tokyo, Jepang, memenangkan penghargaan tertinggi di dunia sains yaitu hadiah Nobel, untuk penelitiannya seputar mekanisme Autophagy.
Puasa Ramadan ternyata memicu terjadinya proses Autophagy dalam tubuh
Autophagy terjadi saat tubuh tidak punya bahan bakar dari luar, yaitu makanan. Ketika kita tidak makan dan minum selama beberapa waktu, maka tubuh mulai mencari bahan bakar dari cadangan dalam tubuh, yaitu sel-sel yang sudah tua dan kurang sehat ini. Sel-sel rusak ini lantas “dikorbankan” oleh tubuh dan “dimakan” sendiri untuk menghasilkan energi guna membentuk sel-sel baru.
Mekanisme ini adalah bentuk pertahanan tubuh yang sudah ada sejak zaman manusia purba, dimana bahan makanan didapat dengan jalan berburu. Saat sedang tidak ada binatang buruan, nenek moyang kita si manusia purba dipaksa oleh keadaan untuk berpuasa selama berhari-hari. Saat berpuasa ini, tubuh justru semakin fokus dan membakar energi dari dalam sehingga manusia pun dapat bertahan hidup sampai mendapatkan hewan buruan untuk disantap berikutnya.
Autophagy untuk manusia modern dicapai dengan berpuasa
Ketika manusia primitif mengalami perkembangan dan mulai bertani dan beternak, mereka lalu menetap di satu tempat, tidak lagi nomaden dan berpindah tempat setiap waktu. Hidup sedentari lalu dimulai, sampai ribuan tahun kemudian kita sudah ada di era yang serba digital, mau makan tinggal klik ponsel, makanan pun datang sendiri.
Berbagai kemudahan ini membuat kita tak lagi pernah menahan lapar, sehingga proses Autophagy pun jadi sangat jarang terjadi. Manusia modern harus kembali melakukan praktek berpuasa supaya Autophagy kembali terjadi.
Sebetulnya, Autophagy juga bisa dicapai dengan intermittent fasting yaitu berpuasa secara berkala dengan hanya minum air saja, tapi puasa Ramadan yang notabene juga tidak membolehkan kita minum air, yang disebut juga dengan “dry fasting” / puasa kering, ternyata memicu Autophagy terjadi lebih cepat.
Puasa Ramadan, dorong Autophagy dengan konsumsi makanan yang tepat
Puasa Ramadan memang memicu terjadinya Autophagy. Tetapi, pilihan asupan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa ternyata menjadi penentu apakah proses pembersihan sel ini berjalan optimal atau tidak.
Makanan yang mendukung Autophagy adalah makanan yang tinggi protein dan lemak, tapi rendah karbohidrat, serta minim proses pengolahan.
Contohnya: daging ayam dan sapi, berbagai ikan dan hidangan laut seperti udang, kerang dan cumi, telur dan protein dari sumber nabati seperti minyak zaitun, alpukat, tempe dan tahu. Bahan makanan ini juga sebaiknya diolah dengan cara tumis, bakar, panggang atau rebus, bukan digoreng dengan penuh minyak. Olah dengan meminimalisir tepung, dan santap bersama sayur-sayuran untuk asupan vitamin dan mineral esensial dan serat yang menjadi makanan baik bagi flora usus.
Jadi, saat kamu berpuasa Ramadan, sahur dan berbukalah dengan makanan yang sesuai dengan kriteria mendukung Autophagy seperti disebutkan di atas.
Jangan makan hidangan yang kadar gula / karbonya tinggi, plus digoreng sehingga hasilkan lemak jenuh. Seluruh usaha kamu menahan lapar dan haus dan memicu Autophagy berlangsung akan sia-sia bila dirusak dengan asupan makanan yang tidak sehat.
Sudah siap menunaikan ibadah puasa Ramadan kali ini? Yuk, kita lakukan sebaik-baiknya, dengan menerapkan pola makan sehat dan disiplin dengan apa yang kamu makan, supaya proses pembersihan sel dalam tubuh bisa berlangsung optimal dan tubuhmu pun dapat menyembuhkan diri sendiri dari dalam.
#CeritakanRamadanmu di bulan suci ini
Bulan Ramadan selalu dipenuhi momen nostalgia versi kita yang membawa rasa dan tawa. Mulai dari momen ngabuburit, berbuka puasa bersama, hingga kebersamaan keluarga, semuanya mengandung arti dan makna yang unik untuk masing-masing dari kita. Momen-momen inilah yang perlu kita jaga, dan yang akan menjadi penyemangat untuk senantiasa menciptakan memori baru dengan orang-orang tercinta.
Kalau kamu, momen unik mana yang paling bermakna untukmu? Di bulan suci ini, #CeritakanRamadanmu dan bangkitkan semangat untuk menjaga yang berarti bersama ALIVE dari Generali Indonesia.