Parenting 101: ini caranya membentuk karakter anak mandiri!
Sebuah hasil survei menyatakan bahwa 24% orangtua ternyata tidak siap untuk menghadapi kenyataan bahwa anak mereka harus mandiri. Meski begitu, 46% orangtua yang disurvei ternyata meyakini bahwa anak zaman sekarang memang jadi lebih mandiri di usia lebih muda. Faktanya, mengajak dan mendidik anak untuk memiliki karakter mandiri sedari kecil ternyata sangat penting sebagai bagian dari parenting, sebab ini akan membantu membentuk orang dewasa yang kelak juga punya tanggungjawab.
Riset juga ternyata membuktikan bahwa mengajari anak kemandirian sangat penting sebab ini akan menjadi dasar dari kepercayaan diri, membangun pribadi anak yang merasa mereka dapat memanajemen hidup mereka kelak dengan lebih baik.
Seperti apa sih kemandirian untuk seorang anak kecil? Seperti apakah anak yang bisa dikategorikan sudah mulai mandiri? Para ahli menjelaskan bahwa anak-anak mulai menapak kemandirian saat berusia satu tahun, dimana mereka mulai berjalan dan makan menggunakan tangan mereka sendiri.
Anak-anak kemudian mulai menunjukkan kemandirian saat mereka berusia 18 bulan. Dan meski masih akan membutuhkan bantuan dan perhatian orangtua, kebanyakan anak akan dapat melakukan beberapa hal dasar seputar kebersihan tubuh mereka sendiri di usia 4 tahun.
Parenting 101: 5 tips mengajari anak untuk mandiri
Mengajar anak menjadi individu yang mandiri dimulai dari usia dini. Ini beberapa tips ilmu parenting dari para ahli untuk mendidik kemandirian anak kita yang mudah diterapkan di rumah.
1. Mengajari anak untuk memakai pakaian sendiri
Mengajari anak untuk memilih pakaian yang akan dipakai setiap hari dan belajar mengenakan pakaian sendiri, merupakan salah satu cara mudah membangun karakter anak yang mandiri dan berani.
Beberapa cara melakukannya:
- Organisir dan atur baju-baju anak sesuai dengan kegunaan, kesempatan dan warnanya. Kemudian, di awal-awal bantu mereka untuk memilih baju dan asesoris yang akan digunakan pada hari itu. Pelan-pelan, biasakan anak untuk bisa memilih sendiri semua yang akan dipakai secara mandiri.
-
Gantung dan rapikan baju di tingkat ketinggian anak, dan bila memungkinkan sediakan lemari sendiri untuk mereka. Punya tempat penyimpanan barang sendiri membuat anak belajar rasa memiliki.
-
Bangun lebih awal untuk latihan setiap hari mengajari anak untuk bersiap-siap dan tunjukkan contoh bagaimana cara memakai pakaian yang benar.
2. Biarkan anak makan menggunakan tangannya sendiri
Riset membuktikan bahwa bayi-bayi yang belajar makan dengan tangannya sendiri ternyata "secara signifikan jauh lebih otonom" dibandingkan bayi-bayi yang diberi makan dengan cara disuapi.
Ini beberapa tips berdasarkan penelitian dan riset untuk mendidik bayi makan menggunakan tangannya sendiri:
-
Mulai di usia 6 bulan.
- Dudukkan si bayi di kursi makannya, lalu di depannya, sebarkan makanan yang lembut dan dipotong sangat kecil (untuk menghindari bayi tersedak saat makan).
-
Biarkan si bayi memilih sendiri, mengambil dan memakan makanan yang dia inginkan dan dalam jumlah yang dia inginkan sendiri. Bila si bayi tidak makan banyak di awal, jangan kuatir, ya! Namanya juga masih belajar, dan ini butuh waktu, lho.
-
Temani si bayi makan sampai selesai dan beri pujian sehingga mereka senang dan merasa dihargai saat berhasil makan sendiri.
3. Mandiri dengan melatih mereka lepas dari diaper
Diaper alias popok sekali pakai, selain mencemari alam juga harganya cukup menguras kantong! Karena itu, sedini yang memungkinkan, ajari si bayi untuk lepas dari popok sekali pakai dan menggunakan toilet untuk buang air, kecil maupun besar.
Praktikkan ilmu parenting dengan mengajar anak lepas dari diaper, akan membangun karakter anak yang mandiri, selain itu juga menanamkan nilai-nilai kebersihan pribadi lewat proses cuci tangan. Riset menyatakan bahwa 50% orangtua ternyata, biasanya mengajari anak untuk lepas dari popok sekali pakai di usia 36 bulan saat akan masuk TK kecil, bukannya karena merasa anak sudah siap lepas dari diaper.
Menurut para ahli, penelitian membuktikan bahwa 75% anak biasanya akan BAK atau BAB kira-kira dalam waktu sejam setelah makan. Jadi, salah satu cara mendidik mereka menggunakan toilet dan lepas dari diaper adalah dengan mendudukkan mereka di kloset sekitar 15 hingga 30 menit setelah selesai makan. Tentunya anak harus ditunggui, ya, jangan ditinggal!
4. Biarkan anak bersosialisasi dan bermain dengan anak lain
Bermain dengan teman-teman sebaya adalah cara yang penting untuk menanamkan berbagai etika pergaulan dan cara bersosialisasi untuk anak kecil. Nilai-nilai yang diajar disini adalah pentingnya menghormati sesama, saling berbagi, menunggu giliran untuk bermain. Membentuk karakter anak yang tak mudah menyerah, percaya diri dan bisa memecahkan masalah, ini juga akan mengajar anak bagaimana bersosialisasi dan membangun keluwesan dalam bergaul.
Selain itu, orangtua juga disarankan untuk menjalin pertemanan dengan sesama orangtua lain yang anaknya berusia sebaya, melakukan playdate secara rutin dan rajin bertemu untuk main bersama. Anak-anak bersosialisasi, orangtua pun bisa saling ngobrol santai dan berbagi ilmu parenting serta pengalaman mengasuh anak.
5. Minta anak-anak membantu pekerjaan di rumah
Anak-anak yang rajin membantu orangtua mengerjakan pekerjaan di rumah ternyata memiliki kemampuan memecahkan masalah yang lebih baik. Dan karena kemampuan menemukan solusi adalah salah satu elemen kunci menjadi pribadi yang mandiri, mengajak anak membantu-bantu pekerjaan di rumah ternyata penting, lho!
Beberapa pekerjaan untuk anak yang bisa ditugaskan di rumah:
-
Usia 3-5: menyiram tanaman, memberi makan hewan peliharaan, mengumpulkan cucian
-
Usia 5-7: mencuci piring, membereskan tempat tidur, merapikan kamar dan mainan, menata meja untuk makan malam bersama
-
Usia 7 ke atas: membantu memasak, menyapu dan mengelap perabotan rumah
Parenting 101: pelan-pelan dan sabar ya!
Mengajari anak untuk menuju mandiri sudah jelas bukan tugas parenting mudah yang bisa dilakukan dalam waktu singkat. Sebagai orangtua, kitalah yang dituntut untuk sabar dan terus rajin mengajari mereka, selangkah demi selangkah. Lakukan kegiatan mengajari anak mandiri secara singkat tapi rutin setiap hari, sampai anak terbiasa melakukan semua latihan kemandirian tersebut.