Usia pensiun normal di Indonesia bagi peserta dana pensiun ditetapkan 55 tahun. Bila pekerja tetap dipekerjakan setelah mencapai usia 55 tahun, maka batas usia pensiun maksimum ditetapkan 60 tahun. Namun, harapan hidup orang Indonesia baru mencapai 73,7 tahun saja di 2021.
Ini artinya, setelah pensiun, kita hanya punya waktu maksimal 18,7 tahun saja untuk menikmati hari tua – bila pensiun di usia 55 tahun – dan bahkan 13,7 tahun bila pensiun di usia 60.
Pensiun dini untuk nikmati hidup lebih lama, realistiskah punya cita-cita ini?
Karena itulah, kini banyak orang muda yang bercita-cita pensiun dini. Sebelum usia 40 tahun bila memungkinkan. Berhenti bekerja di usia muda, untuk lantas berkeliling dunia atau menekuni hobi, tanpa harus bekerja kantoran lagi, saat masih dalam kondisi kesehatan yang prima. Membesarkan anak, menikmati waktu bersama pasangan dan keluarga, dan bisa melakukan apa saja yang diinginkan karena fleksibelnya jadwal harian.
Terkesan sangat menyenangkan, bukan? Tapi juga sekaligus terdengar mustahil? Ya, memang pensiun dini, sebagai cita-cita yang dicanangkan, tidak mudah dicapai. Tapi, dengan perencanaan yang baik, semua tetap mungkin terjadi.
Berapa banyak orang Indonesia yang tidak punya penghasilan saat pensiun di usia tua?
Jawabannya? BANYAK SEKALI. Di Indonesia, ada banyak yang namanya “Sandwich Generation”.
“Sandwich Generation” merupakan sebutan yang diberikan kepada individu yang harus mencukupi kebutuhan ekonomi banyak pihak dalam waktu bersamaan. Mencakup dari diri sendiri, keluarga intinya dan orang tua. “Sandwich Generation” banyak dijumpai pada negara berkembang seperti Indonesia yang kental dengan nilai-nilai kekerabatannya.
Faktanya, 73 dari 100 orang pensiunan di Indonesia saat ini hidup bergantung kepada orang lain. Bisa anak-anaknya, bisa keluarganya. Hal ini terjadi semata-mata karena para pensiunan "tidak punya dana" yang cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-harinya.
Ini karena, banyak orang Indonesia melupakan rencana masa tua, tidak menabung atau menginvestasikan uang dengan benar selama ada di masa produktif – sehingga saat tua, tak punya penghasilan lagi dan bergantung pada anak mereka untuk biaya hidup sehari-hari.
Bagaimana cara menghindari menjadi tanggungan anak saat tua nanti?
Mudah saja. Sejak mulai bekerja, alokasikan sebagian gaji untuk ditabung atau diinvestasikan ke tabungan khusus. Berkomitmenlah untuk TIDAK menyentuh tabungan ini kecuali untuk hal yang luar biasa darurat.
Ada banyak jalan menuju Roma, ada banyak jalan untuk raih kebebasan finansial sejak muda
Ada dua cara pandang untuk meraih kebebasan finansial – yang pertama, adalah menabung dan investasi sebanyak-banyaknya, sedangkan yang kedua adalah menghemat sebesar-besarnya.
Semua terserah kamu, jalan mana yang kamu pilih, tapi kurang lebih, ini beberapa penerapan praktisnya:
- Mencari penghasilan uang sebanyak-banyaknya.
Lebih besar penghasilan bulanan, lebih banyak pula yang bisa disisihkan untuk ditabung. Bila gaji dari pekerjaanmu tidak cukup untuk ditabung setelah membayar semua pengeluaran bulanan, maka kamu harus mempertimbangkan mencari pekerjaan tambahan atau pemasukan lainnya.
Berjualan online, menjadi agen asuransi, ataupun mencoba bekerja paruh waktu misalnya. - Rajin menabung setiap bulannya.
Rata-rata penasihat keuangan menyarankan agar seseorang menabung paling tidak sebesar 25 hingga 30 kali dari biaya hidup tahunan, untuk dapat dikatakan telah “meraih kebebasan finansial”.
Jadi, misalnya, setelah dihitung, kamu menghabiskan biaya hidup sebesar Rp 200 juta setiap tahun. Ini artinya, bila kamu ingin mencapai kebebasan finansial, tabunganmu harus berjumlah minimal 25 atau 30 kali Rp 200 juta, setara Rp 5 hingga Rp 6 milyar. - Meminimalisir pengeluaran bulanan.
Menghemat pengeluaran artinya siap melakukan perubahan pada gaya hidup. Bila sebelumnya kamu punya gaya hidup cukup mewah, cobalah untuk mengurangi beberapa biaya yang dirasa tidak begitu perlu.
Kurangi kegiatan seperti makan di resto atau ngopi setiap hari, berbelanja baju dan aksesoris terlalu sering, atau liburan dengan budget terlalu mahal. - Membayar LUNAS semua hutang dan cicilan.
Usahakan untuk membayar lunas semua hutang dan cicilan, baik itu kartu kredit, kredit kendaraan bermotor atau cicilan rumah.
Hindari berhutang untuk hal-hal yang tidak terlalu diperlukan. - Membeli sesuatu yang betul-betul dibutuhkan, bukan sekedar untuk gaya.
Jangan terlalu sering tergoda untuk bergaya lebih dari kemampuanmu. Belilah segala sesuatu BILA BETUL-BETUL DIBUTUHKAN, bukan hanya sekedar untuk gaya-gayaan saja. - Investasi sejak dini di berbagai instrumen.
Investasi adalah salah satu cara mendapatkan penghasilan pasif.
Menabung baik, tapi ada inflasi yang membuat nilai uang turun setiap tahun. Sementara, investasi yang dilakukan di instrumen yang tepat, nilainya terus bertambah dan menghasilkan pendapatan pasif untuk investornya.
Bagaimana contoh praktek yang jelasnya?
Misalnya, gajimu adalah sebesar Rp 20 juta setiap bulannya.
Dengan asumsi, gaji per tahun adalah Rp 20 juta dikalikan 13, karena ada THR yang dibayarkan perusahaan, maka penghasilan totalmu dari gaji setiap tahunnya adalah Rp 260 juta.
Jadi, bila kamu ingin menabung sebesar Rp 5 milyar untuk mencapai kebebasan finansial, maka perhitungannya adalah:
- Kamu mulai menabung di usia 22 tahun saat mulai bekerja selesai kuliah.
- Kamu ingin pensiun di usia 40 tahun.
- Berarti kamu punya waktu 19 tahun untuk menabung sebesar Rp 5 milyar.
- Rp 5 milyar dibagi 19 tahun = kurang lebih Rp 263 juta per tahun yang harus kamu tabung.
Rp 263 juta adalah jumlah yang cukup besar, apalagi bila gajimu sebesar Rp 260 juta per tahun, jumlah ini bahkan lebih besar dari keseluruhan pendapatanmu. Tentu saja tidak mungkin, kan?
Tapi, bila selain gaji kamu punya penghasilan lain, yang, katakanlah, menghasilkan sekitar Rp 300 juta per tahun, maka total gaji dan penghasilan lain adalah Rp 560 juta. Artinya, tabungan sebesar Rp 263 juta per tahun mungkin saja dilakukan.
Penghasilan pasif bisa berasal dari mana?
Penghasilan pasif bisa berasal dari banyak sumber. Mulai dari investasi di saham, membeli aset atau properti, sampai invest di mata uang digital / cryptocurrency. Bisa juga lewat royalti yang didapat dari penjualan hasil karya (seperti lagu, buku atau hasil karya lain), maupun lewat investasi di instrumen produk asuransi unitlink.
Apa keuntungan penghasilan pasif dan apa saja contohnya?
Kamu cukup melakukan pekerjaan satu kali di awal saja, setelah itu kamu tinggal menuai hasilnya. Penghasilan pasif tidak mengharuskan kamu aktif bekerja seperti halnya penghasilan aktif.
Beberapa contoh penghasilan pasif:
- Pendapatan dari dividen saham
- Menyewakan tempat tinggal tahunan
- Menyewakan hunian liburan (lewat AirBnB atau Booking)
- Royalti dari hasil karya
- Pendapatan bagi hasil iklan dari YouTube
Dan berbagai macam lainnya
Apa keuntungan dari pensiun dini dengan memiliki penghasilan pasif?
Keuntungannya jelas – pensiun dini dan punya penghasilan pasif artinya kamu tak perlu lagi bekerja seumur hidup. Kamu bisa menikmati momen-momen berharga sepanjang sisa hidupmu, tanpa terikat jam kantor.
Apakah ada risiko lain yang mungkin dihadapi saat pensiun dini?
Salah satu risiko yang mungkin dihadapi saat pensiun dini adalah inflasi. Nilai dana tabungan kian menurun seiring berjalannya waktu dengan arus inflasi.
Selain risiko finansial, ada juga risiko kesepian. Secara teori, siapa sih yang nggak mau pensiun dini, tak perlu ngantor lagi, hidup bahagia dan sejahtera? Semua orang juga mau! Tapi, saat kita pensiun jauh lebih dulu dari teman-teman sebaya, kita tiba-tiba jadi merasa bosan karena tak punya aktivitas harian seperti kawan-kawan yang masih bekerja di kantor. Sebaiknya, rencanakan kegiatan pensiun di awal, sebelum betul-betul pensiun dini tapi lantas jadi bosan tak punya kegiatan.
Cita-cita versus realita: miris, 86 persen Milenial dan Gen Z di Indonesia tak punya rencana pensiun
Menurut survey DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) Indonesia, generasi muda di negara kita, baik itu Milenial maupun Gen Z, lebih suka menghabiskan uang untuk mendapat pengalaman tertentu ketimbang menabung maupun menambah aset. Survei yang dilakukan DPLK pada generasi muda di Jabodetabek menyebutkan 86 persen tidak memiliki program pensiun apapun.
Ternyata, mayoritas orang Indonesia sama sekali tidak siap untuk pensiun. Bercita-cita pensiun dini, tapi tidak punya rencana serta strategi yang konkrit untuk mencapainya. Padahal, seperti yang sudah kita bahas di atas,
Bagaimana dengan kamu sendiri? Sudahkah mempersiapkan dana pensiunmu dari sekarang, saat masih muda dan dalam usia produktif?
ALIVE: proteksi yang cocok untuk masa depan cerah
Terkadang, kita ingin mulai dengan cepat dan segera mulai membuat uang kita bekerja. Tapi, kita bingung, mau mulai dari mana?
Mudah saja! Salah satu caranya adalah mulai memiliki proteksi yang juga sekaligus "bekerja untuk masa depan kita", lewat produk yang aman dan terpercaya.
Salah satu produk andalan Generali Indonesia yang bisa jadi pilihan solutif bagi nasabah adalah ALIVE asuransi online.
Kelebihan ALIVE, selain proses online instan tanpa ribet dan pembayaran yang fleksibel, ALIVE juga menghadirkan AMORE (Asuransi Modern Rencana Masa Depan), proteksi jiwa yang melindungi selama 10 tahun dan bisa memberikan 110% premi kembali. Daftar bisa lewat handphone bahkan tanpa cek medis.
Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang ALIVE untuk mulai proteksi sekaligus mempersiapkan masa depan kamu dan keluarga tercinta.