Kanker: Fakta, FAQ, penyebab, pencegahan dan pengobatannya
Salah satu penyakit yang paling berakibat fatal pada penderitanya, kanker adalah penyakit kritis modern yang kasusnya semakin meningkat. Di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, jumlah pasien yang terjangkit kanker ternyata meningkat pesat – konon, faktor gaya hidup, pola makan dan pola hidup sedentari lah yang menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit ini.
Menjelang Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada tanggal 4 Februari setiap tahunnya, Generali Indonesia mengajak kamu untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kanker – fakta, FAQ, penyebab, pencegahan dan pengobatannya, melalui artikel berikut ini. Baca sampai tuntas lalu bagikan ke semua teman dan kerabat, ya, supaya kewaspadaan seputar kanker semakin meningkat.
Kanker di dunia: semakin menjadi perhatian
Mustahil rasanya untuk bicara mengenai kanker tanpa menyadari bahwa setidaknya ada satu orang yang kita kenal di dunia ini, yang sudah terkena kanker atau bahkan meninggal disebabkan oleh kanker serta komplikasinya.
Di Amerika sendiri, ternyata prevalensi kanker luar biasa tinggi: setengah dari wanita dan sepertiga dari pria warga negara Amerika ternyata diprediksikan akan menderita kanker dalam hidup mereka – dan kanker ternyata berada di peringkat kedua sebagai penyebab kematian tertinggi di Amerika Serikat, hanya berada di bawah kematian yang disebabkan penyakit kardiovaskuler dan serangan jantung.
Tapi, bedanya dengan penyakit jantung, adalah dimana tingkat kefatalan kanker lebih tinggi di rentang usia paruh baya ketimbang usia lansia. Faktanya, untuk orang yang berada di rentang usia 45 hingga 65 tahun, kanker adalah penyebab kematian utama – yang menelan korban jauh lebih banyak dibanding korban penyakit jantung, penyakit liver dan stroke sekaligus.
Bagaimana prevalensinya di Indonesia?
Bagaimana soal kanker di Indonesia sendiri? Ternyata, berdasarkan data dari Riskesdas, prevalensi tumor / kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Sedangkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) dari World Health Organization (WHO) mencatat, total kasus kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dan total kematian sebesar 234.511 kasus.
Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2 per 100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke-23.
Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki-laki adalah kanker paru-paru, yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk, yang diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk yang diikuti kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.
Harus diwaspadai dan dideteksi sejak dini
Kasus kanker yang semakin meningkat di Indonesia ini sudah seharusnya menjadi peringatan bagi kita, untuk selalu waspada. Minimalisir faktor-faktor yang terkait dengan penyakit kanker. Menurut YKI (Yayasan Kanker Indonesia), salah satu penyebab tingginya kasus penyakit ini di Indonesia adalah kondisi lingkungan yang tinggi karsinogen. Mulai dari polusi udara, rokok (asap maupun menghisap rokok), memakan produk hidangan dengan proses pengolahan terlalu banyak yang tinggi gula dan lemak jenuh, dan lain-lain sebagainya.
Kemudian, kasus kanker di Indonesia rata-rata terdeteksi sudah di stadium lanjut, sehingga penanganan semakin susah – ini disebabkan oleh keengganan orang Indonesia untuk melakukan cek rekam medis / medical check-up secara berkala, padahal ini sangat penting.
Apa itu kanker? Penjelasan mengenai apa itu kanker
Apa itu kanker? Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang lepas dari kendali di dalam tubuh. Umumnya, sel-sel dalam tubuh mengalami apa yang disebut “apoptosis”.
Dalam tubuh kita, sel-sel seluruh organ punya “masa hidup” sendiri, mulai dari pembentukan sel baru yang kemudian menjalankan berbagai fungsi dalam tubuh. Kemudian, ketika sel-sel tersebut menua, maka mereka akan “mati” dengan sendirinya dan digantikan dengan sel-sel baru. Tubuh kita punya sistem sendiri untuk memprogram kematian sel-sel lama.
Nah, “kematian sel terprogram” dalam tubuh atau apoptosis adalah suatu mekanisme yang memungkinkan sel untuk menghancurkan diri sendiri ketika dirangsang oleh pemicu yang tepat. Apoptosis dapat dipicu oleh cedera seluler ringan dan oleh berbagai faktor internal maupun eksternal sel, seperti sel-sel yang rusak kemudian dibuang secara teratur.
Pada kasus kanker, sel-sel yang sudah rusak dan harusnya mengalami kematian / masuk dalam proses apoptosis, tidak mati dan tidak beregenerasi – tapi berlanjut tumbuh dan lantas mengganggu sel-sel dan jaringan tubuh lainnya, menjadi tumor ganas.
Langkah menanggulangi kanker
Kanker adalah penyakit yang sangat personal. Tidak ada satupun kasus kanker yang sama persis di dunia ini, sebab, semua tergantung pada faktor DNA, genetik maupun jalan hidup masing-masing pasien.
Saat kita membicarakan mengenai kanker, ada 3 pertanyaan penting yang harus kita perhatikan:
- Bagaimana cara mencegah kanker?
- Bagaimana melakukan skrining kanker untuk mendeteksinya sedini mungkin?
- Langkah pengobatan, terapi atau perawatan apakah yang harus dilakukan saat terdeteksi mengidap kanker?
Cara mencegah kanker
Sesungguhnya, tidak ada cara yang 100 persen efektif mencegah kanker, sebab penyakit ini luar biasa personal dan banyak faktor berasal dari genetik atau keturunan – yang kita sendiripun tidak tahu berasal dari orangtua atau nenek-kakek kita – bahkan dari generasi-generasi sebelumnya.
Tapi, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir risiko terkena kanker yang disetujui berbagai ahli dan sudah dibuktikan secara klinis mengurangi peluang kita mengidap kanker.
Beberapa hal yang disarankan untuk pencegahan kanker adalah:
- Rajin berolahraga dan tidak hidup sedentari.
Mager? Malas olahraga, malas gerak, sehari-hari hanya duduk di sofa. Kehidupan sedentari terhubung dengan kanker, sebab ia menyebabkan pencetus kedua kanker, yaitu... - Menjaga diri dari obesitas / kelebihan berat badan.
Kelebihan berat badan membuat risiko kita terkena kanker lebih besar, sebab kegemukan terhubung secara klinis dengan risiko inflamasi jangka panjang, kenaikan resistensi insulin dan diabetes. Risiko kanker juga semakin meningkat dengan semakin gemuknya seseorang dan semakin lama seseorang obesitas, maka semakin besar pula risikonya. - Mencukupkan tidur dan istirahat berkualitas.
Waktu tidur dan istirahat adalah waktu dimana sel-sel tubuh regenerasi. Kurang tidur dan kurang istirahat dalam waktu lama, membuat tubuh inflamasi berkepanjangan yang juga memperbesar risiko kanker. - Mengurangi stres.
Stres ternyata berpengaruh besar terhadap inflamasi. Saat pikiran merasa tidak enak, tubuh pun terasa stres dan tak nyaman. Kurangi stres dengan melatih kesabaran dan menerapkan prinsip “apapun yang terjadi, itu adalah yang terbaik” – yang artinya kamu menerima segala masalah dengan legowo dan menyikapinya dengan bijaksana. - Berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok.
Rokok mengandung berbagai bahan karsinogen. Baik menghisapnya dan menjadi perokok aktif maupun hanya sekedar menghirup asapnya dan menjadi perokok pasif, keduanya punya potensi memicu kanker dalam tubuh. - Menjaga pola makan seimbang.
Di Amerika Serikat, ada alasan mengapa makanan siap saji disebut dengan istilah “junk food”, yang secara harafiah artinya “makanan sampah”. Meski kedengarannya sangat kasar, kok menyebut makanan sampah, sih? Ternyata, istilah yang terdengar kurang enak bila diterjemahkan ini, punya artian bahwa makanan tersebut tidak punya nilai nutrisi dan tidak baik bagi tubuh bila dikonsumsi berlebihan.
Makanan siap saji umumnya telah melewati proses pengolahan cukup ekstensif, mengandung pengawet, zat aditif yang bersifat karsinogen, serta gula dan lemak jenuh yang semuanya kurang baik bagi tubuh.
Menjaga pola makan seimbang, empat sehat lima sempurna, dan mengonsumsi lebih banyak makanan yang bersifat alami tanpa proses pengolahan terlalu banyak – seperti sayur dan buah organik segar, daging ayam kampung dan ikan, membantu tubuh untuk mendapat nutrisi baik dalam proses menuju sehat. - Mengurangi minum alkohol.
Masyarakat Indonesia mayoritas Muslim, jadi, tidak seperti di Amerika maupun Eropa, konsumsi alkohol rata-rata WNI juga tidak terlalu tinggi. Tetap saja, hindari alkohol sedapat mungkin supaya risiko kanker juga ikut turun. - Menggunakan krim tabir surya.
Gunakan krim tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang terlalu kuat dan bisa menyebabkan kanker kulit. Sinar matahari baik bagi mood dan memperlancar produksi Vitamin D dalam tubuh, tapi terpapar terlalu banyak sinar ultraviolet juga tidak dianjurkan. - Vaksinasi – Hepatitis B dan HPV (Human Papilloma Virus)
Kanker hati kebanyakan disebabkan oleh virus Hepatitis B. Vaksin Hepatitis B meminimalisir risiko untuk terkena kanker hati.
Sedangkan kanker rahim, kanker serviks / mulut rahim yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus, dapat dicegah lewat pemberian vaksin HPV. Vaksin HPV direkomendasikan untuk anak usia 11 sampai 12 tahun, tapi dapat diberikan mulai usia 12 tahun. Vaksin HPV juga bisa diberikan sampai orang berusia 26 tahun. Sedangkan, untuk orang dewasa usia 26 tahun ke atas, vaksin bisa diberikan tapi rata-rata bersifat kurang efektif sebab orang di usia 26 tahun ke atas kemungkinan sudah terpapar virus HPV ini. - Sering berpuasa.
Berpuasa ternyata membuat tubuh kita rehat sejenak dari kegiatan mencerna makanan, dan lantas memberi tubuh waktu lebih banyak untuk melakukan “pembersihan sel” di dalam tubuh. Jadi, berpuasalah secara rutin. Dan saat berbuka, santap makanan sehat yang seimbang supaya tubuh mendapat nutrisi baik untuk mendukung pertumbuhan kembali sel sehat di seluruh organ.
Bagaimana melakukan skrining untuk deteksi dini?
Semakin cepat kanker terdeteksi, maka semakin besar pula kesempatan kita untuk sembuh.
Di Indonesia, kesadaran masyarakat untuk sekedar melakukan skrining / cek untuk mendeteksi kanker masih cukup rendah. Ketahuilah bahwa ini penting sekali, lho!
Kamu dianjurkan untuk melakukan cek skrining medis rutin bila kamu:
- Punya keturunan kanker langsung dari keluarga inti.
Bila dalam keluarga inti kamu (keluarga inti artinya: orangtua, kakak atau adik kandung langsung) punya riwayat kanker, maka kamu dianjurkan sudah mulai skrining sejak umur 25 dan melakukan skrining setiap tahun. - Merupakan perokok aktif atau pasif.
- Memiliki kelebihan berat badan.
- Punya riwayat diabetes / sakit gula.
- Mulai dari usia 40 tahun, lakukan skrining lengkap sekali setahun:
- cek darah lengkap di lab
- mamografi (deteksi kanker payudara) dan PAP smear (deteksi kanker rahim / kanker mulut rahim) untuk wanita
- cek prostat (deteksi kanker prostat) untuk pria
Pengobatan, terapi dan perawatan
Pengobatan kanker tidak bisa digeneralisasi, sebab masing-masing pasien punya profil kanker sendiri.
Tapi, secara umum, pengobatan, terapi dan perawatan kanker yang banyak dilakukan di seluruh dunia adalah:
- Operasi. Mengangkat tumor dan sel-sel kanker.
- Kemoterapi. Kemoterapi adalah proses radiasi untuk merusak dan membunuh sel kanker. Nah, kekurangan kemoterapi adalah bahwa radiasi ini tidak hanya merusak sel kanker saja, tapi seluruh sel dalam tubuh tanpa kecuali, termasuk sel yang sehat.
Efek samping kemoterapi cukup berat, mulai dari rambut rontok, diare, muntah-muntah, kehilangan berat badan dan nafsu makan secara drastis, kelelahan berkepanjangan, anemia, sariawan, sampai menurunnya sistem imun tubuh dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. - Imunoterapi. Imunoterapi merupakan terobosan terbaru dalam pengobatan kanker. Terapi ini menggunakan sistem kekebalan tubuh sendiri untuk melawan sel-sel kanker dalam tubuh. Imunoterapi mulai banyak dikenal di Amerika dan Eropa, tapi masih dalam penerapan tahap awal di Indonesia sendiri.
- Dukungan moral. Ini yang sangat penting dan sering dilupakan banyak orang! Dukungan moral dan cinta kasih yang besar yang ditujukan kepada pasien kanker merupakan bantuan untuk meningkatkan semangat mereka melawan kanker. Ternyata terbukti secara klinis, penderita penyakit apapun, yang mempunyai semangat juang tinggi, punya kans untuk sembuh total lebih besar daripada pasien yang sudah putus asa dan menyerah pada keadaan.
Kesimpulan mengenai kanker sebagai penyakit kritis
Kanker merupakan momok mengerikan bagi kebanyakan orang. Karena itu, kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang dilakukan sejak dini bisa membawa pengaruh besar.
Yuk, untuk memperingati Hari Kanker Sedunia tanggal 4 Februari ini, mari kita sebarluaskan pengetahuan mengenai kanker ini kepada semua orang yang kita kenal, supaya kita bisa bersama-sama meningkatkan kewaspadaan masyarakat Indonesia mengenai penyakit berbahaya yang satu ini.