Investasi selain bursa saham: apa saja alternatifnya?
Punya investasi itu penting, kawan! Tapi, ada satu prinsip dasar investasi yang sesuai dengan peribahasa jadul: jangan pernah taruh semua telur emasmu di satu keranjang saja. Secara harafiah, peribahasa ini kurang lebih artinya, jangan letakkan semua harta benda di satu tempat.
Demikian pula dengan investasi, diversifikasi portfolio investasi itu ternyata maha penting, sobat Generali!
Saat pandemi Coronavirus COVID-19 melanda seluruh dunia 2020 dan 2021 lalu, pasar saham lantas sempat gonjang-ganjing. Sehingga para investor pun lantas mulai mencari alternatif lain selain berinvestasi di pasar saham.
Begitu banyak alternatif investasi yang tersedia di luar sana. Ada yang risiko tinggi tapi profitnya besar, ada juga yang risiko rendah tapi profit juga tidak maksimal. Menentukan dimana kita harus menanamkan dana investasi yang kita miliki ternyata gampang-gampang susah.
Nah, kali ini, Generali Indonesia akan membimbing kamu untuk mempelajari beberapa alternatif investasi di luar pasar modal yang bisa jadi pilihan diversifikasi portfolio kamu berikutnya.
1. Properti dan Real Estate
“Membeli dan memiliki aset properti serta real estate adalah strategi investasi yang selain hasilnya memuaskan, juga harganya tidak pernah turun,” jelas pakar investasi dari Investopedia, Andrew Beattie.
“Tak seperti saham dan obligasi bagi investor, pemilik real estate punya keuntungan profit lebih besar dari pokok pinjaman hutang. Maksudnya, bila untuk membeli aset properti, seseorang menggunakan dana modal hasil pinjaman dari bank, keuntungan yang didapatkan dari menyewakan properti tersebut kebanyakan lebih besar dari bunga yang harus dibayarkan. Aset perumahan yang disewakan, misalnya, dapat sekaligus mencukupi cicilan bulanan sekaligus bunga pinjaman.”
Cara paling mudah untuk berinvestasi di bidang properti adalah dengan membeli rumah sendiri. Karena, pengeluaran untuk menyewa rumah ternyata disinyalir merupakan pos pengeluaran bulanan terbesar dari rata-rata rumah tangga di seluruh dunia, lho. Dengan memiliki rumah sendiri, cicilan bulanan yang kamu bayarkan merupakan tabungan yang akan menjadi aset bagimu kelak.
Aset berupa properti juga dapat diwariskan – dan karena harganya tak pernah turun, bila suatu hari nanti kamu akan menjual rumahmu, sudah dipastikan harga jualnya akan jauh lebih tinggi dari harga di saat kamu membeli rumah tersebut dulunya.
Opsi lain dari jenis investasi properti adalah membeli rumah kos atau kontrakan. Keuntungan kamu dapatkan lewat pembayaran bulanan dari anak kos maupun pengontrak rumah. Selain itu, harga properti juga akan terus naik. Kekurangan dari bisnis ini adalah fakta bahwa sebagai pemilik kos-kosan atau kontrakan, investasimu tidak melulu berupa uang – tapi juga waktu dan usaha untuk mengurus pengelolaan usaha sewa tersebut.
Bila kamu mencari cara yang lebih mudah dan praktis untuk investasi di properti, kamu bisa pertimbangkan untuk membeli managed property, yaitu hunian yang segala proses penyewaannya diserahkan kepada agen manajemen. Artinya, kamu sebagai investor hanya tinggal duduk manis menanti cuan hasil investasi, dengan sistem bagi hasil – perusahaan manajemen yang mengelola proses penyewaan mulai dari mencari penyewa hingga mengurus segala tetek bengeknya, akan mendapat bagian sekian persen dari properti yang kamu miliki.
Selain itu, pilihan lain adalah berinvestasi lewat property crowdfunding platform, dimana kamu akan menjadi silent investor alias pemodal pasif. Investasi properti secara crowdfunding tidak mengharuskan kamu punya modal besar. Harga properti yang akan kamu miliki secara kolektif bersama dengan investor lain, dimulai dari 1 juta rupiah. Tidak besar, kan? Dengan modal minimal, kamu pun sudah bisa ikut berinvestasi memiliki sekian persen dari berbagai jenis hunian yang ditawarkan.
Di Indonesia, ada beberapa perusahaan fintech yang sudah merambah ke property crowdfunding seperti ini, contohnya Provesty, CrowdDana.id, maupun PropertiLord.
Semua opsi ini menawarkan cara lebih mudah untuk mulai berinvestasi di bidang properti. Tentu saja, kamu harus berhati-hati dan membaca dengan teliti semua perjanjian investasimu dengan pihak ketiga seperti disebutkan di atas. Cari tahu dulu latar belakang agen broker yang akan mengelola investasi propertimu, tarif kerjasama dan mekanisme bagi hasil yang mereka terapkan, hingga track record reputasi kerja mereka selama ini, sebelum memutuskan berinvestasi bersama mereka.
2. Cryptocurrency / Mata Uang Kripto
Ini salah satu alternatif yang sedang marak saat ini. Berbagai aset cryptocurrency alias mata uang kripto berbasis teknologi digital, kini banyak tersedia dan dapat dibeli dengan mudah di Indonesia.
Beberapa aplikasi ponsel besutan lokal Nusantara yang cukup terpercaya untuk jual beli aset kripto di antaranya adalah TokoCrypto dan IndoDax. Semua aplikasi ini sudah resmi terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sebagai Perusahaan Pedagang Aset Kripto. Selain itu, untuk aplikasi yang bersifat internasional, kamu bisa bertransaksi dengan Binance, salah satu platform jual beli kripto terbesar di dunia.
Kekurangan mata uang kripto adalah volatilitasnya yang luar biasa tinggi dan sulit diprediksi. Nah, sebenarnya volatilitas bursa kripto yang terjadi belakangan ini bukanlah hal baru bagi pasar aset uang digital ini. Pada dasarnya, aset kripto memang dikenal karena fluktuasinya yang tinggi. Namun, naik dan turunnya nilai aset ini memang bisa sebabkan investor jantungan.
Karena itu, bijaksanalah berinvestasi di aset kripto, dan persiapkan mental untuk selalu memperhatikan fluktuasi aset agar dapat menjualnya di saat yang tepat.
3. Pinjaman ke masyarakat umum (peer-to-peer lending)
Ini jenis investasi baru yang hadir sejak beberapa tahun silam. Dari bahasa Inggris “peer-to-peer lending”, secara harafiah jenis investasi ini dapat diartikan sebagai peminjaman uang langsung ke masyarakat umum.
Pendanaan dari pribadi ke pribadi ini tentunya sudah dari dulu ada, tapi bedanya, pinjam-meminjam uang dulu umumnya ke keluarga atau teman dekat, atau ke rentenir. Sedangkan, pendanaan dalam bentuk digital yang diawasi oleh badan perusahaan, dengan bunga yang sudah ditentukan dan fleksibilitas yang cukup menjanjikan, baru hadir beberapa tahun silam.
Ternyata, ada tujuan mulia di balik terciptanya bentuk investasi P2P Lending ini, lho. Alternatif investasi ini menghubungkan investor dengan pengusaha mikro, baik di pedesaan maupun perkotaan, untuk mendukung iklim baik tumbuh kembangnya UKM dan UMKM di Indonesia.
Investor pun dapat menghasilkan keuntungan yang cukup menarik, tanpa harus memusingkan proses penagihan dan tetek bengek peminjaman yang kerap membuat pusing kepala.
P2P Lending tidak membutuhkan modal besar, sebaliknya, risiko cukup besar – karena tetaplah yang membayar cicilan beserta bunga adalah pihak ketiga. Bila pihak ketiga, dalam hal ini UKM dan UMKM yang kita danai, gagal membayar karena pailit, maka ada kemungkinan uang kita sulit kembali sepenuhnya.
4. Obligasi dan sukuk
Sukuk dan obligasi memiliki persamaan yaitu sama-sama surat berharga yang diperjualbelikan dalam wujud surat utang. Instrumen investasi ini ditujukan kepada investor yang menginginkan imbal hasil cenderung stabil.
Pemerintah maupun perusahaan swasta di Indonesia dan seluruh dunia menggunakan sistem ini untuk mendanai proyek-proyek mereka. Nah, sukuk dan obligasi ini punya jangka waktu RoI (Return on Investment) yang umumnya cukup lama, hingga beberapa tahun jangka waktu jatuh tempo.
Nah, meski obligasi dan sukuk dinilai sebagai investasi yang lebih aman ketimbang saham, dua jenis investasi ini masih punya berbagai tingkat risiko dan keuntungan.
Obligasi dan sukuk yang dikeluarkan oleh pemerintah cenderung berpotensi lebih aman, namun keuntungannya juga lebih rendah. Sebaliknya, obligasi dan sukuk yang diterbitkan oleh perusahaan swasta umumnya berisiko lebih tinggi namun punya tingkat keuntungan yang lebih besar pula.
5. Koleksi barang antik dan langka
Barang antik, karya seni langka, tas dan asesoris eksklusif, serta berbagai macam benda cantik lainnya, juga dapat menjadi pilihan lain dalam berinvestasi. Dalam kurun jangka waktu cukup lama, nilai barang-barang ini juga akan naik.
Caranya mudah saja: beli sebuah benda yang banyak diinginkan orang dan bersifat langka (atau akan menjadi langka beberapa waktu ke depan), simpan selama beberapa tahun sebelum menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi.
Contohnya: lukisan hasil karya pelukis ternama atau tas mewah klasik seperti Hermès Birkin dan Chanel. Kelangkaan sebuah tas tangan Birkin eksklusif keluaran Hermès Paris, yang terbuat dari kulit buaya Himalaya dan bertatahkan berlian, bisa mencapai milyaran rupiah.
Pada tahun 2016, balai lelang Christie’s, merayakan hari jadinya yang ke-30 di Hong Kong, dan memecahkan rekor penjualan tas termahal di dunia. Tas tersebut adalah Hermès Birkin Himalayan Crocodile Bag dengan perangkat emas putih serta berlian, yang terjual dengan harga luar biasa fantastis sebesar 300 ribu dolar Amerika – setara 4,3 milyar rupiah tergantung kurs dolar.
Tentunya, dengan memutuskan berinvestasi dalam berbagai jenis barang koleksi mewah serta antik ini, kamu harus punya pengetahuan yang cukup mengenai keaslian dan otentiknya si benda yang kamu beli. Sebab, barang palsu banyak bertebaran – jangan sampai salah beli, ya!
Selain itu, karena barang mewah ini berbentuk fisik, keamanan serta penyimpanan perlu dijaga dengan baik – waspadai pencurian!
#UntukDirikuYangBaru: Persiapkan masa depan bersama Generali Indonesia
Yuk, persiapkan masa depanmu bersama Generali Indonesia. Kami punya berbagai solusi yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhanmu, tujuan hidup, situasi dan kondisi pemasukan, serta berbagai faktor lain yang dapat kamu tentukan sendiri.
Karena hidup itu serba tak pasti, maka kamu harus punya solusi, untuk selalu melindungi keluarga dan orang-orang tersayang. Mulailah polis asuransi jiwamu sendiri, saat kamu masih muda dan produktif. ALIVE adalah asuransi jiwa online persembahan Generali Indonesia, yang bebas ribet dan proses pembukaan polisnya pun mudah.
Mau tahu lebih lanjut tentang ALIVE? Klik di tautan berikut ini.
Membahas seputar investasi, keuangan dan pengaturan finansial, disini tempatnya! Ikuti artikel-artikel menarik dari Generali untuk kamu semua yang ingin raih masa depan cerah lewat proteksi sekaligus investasi:
Tips #AntiMadesu: Rajin Menabung dan Invest Sejak Usia 20an
Punya Uang Lebih, Mending Diinvestasikan Lagi atau Ditabung?